IHSG Menguat, Investor Tunggu Data Inflasi AS dan Sinyal Suku Bunga The Fed

Jakarta, 11 Agustus 2025 — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin sore, di tengah sikap hati-hati pelaku pasar yang menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (CPI Juli 2025). Data ini dipandang krusial untuk membaca arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve) yang akan memengaruhi arus modal global, termasuk ke pasar keuangan Indonesia.


Pergerakan IHSG

IHSG menguat tipis di kisaran 0,4% dengan nilai transaksi mencapai Rp11 triliun, didorong oleh sektor:

  • Siklikal (consumer discretionary) seperti ritel dan otomotif.

  • Komoditas (pertambangan dan energi), mengikuti kenaikan harga batubara dan nikel.

  • Perbankan besar yang masih mencatat net buy investor asing.

Sementara itu, beberapa saham teknologi melemah setelah reli tajam pekan lalu.


Faktor Pendorong Kenaikan

Analis pasar modal menyebut ada tiga faktor yang menopang IHSG hari ini:

  1. Optimisme pertumbuhan ekonomi domestik dengan proyeksi PDB kuartal II yang stabil di atas 5%.

  2. Penguatan harga komoditas global, khususnya batubara yang mendapat sentimen positif dari peningkatan permintaan Asia.

  3. Arus masuk dana asing yang memanfaatkan harga saham blue chip di level undervalue.


The Fed dan CPI AS: Mengapa Penting?

Data CPI AS yang akan dirilis pekan ini akan menentukan:

  • Apakah The Fed akan mulai menurunkan suku bunga acuannya pada akhir tahun 2025.

  • Proyeksi imbal hasil obligasi AS (US Treasury yield) yang memengaruhi aliran modal keluar-masuk dari pasar negara berkembang.

  • Sentimen risiko global, termasuk keputusan investor institusi terhadap pasar Asia Tenggara.

Jika inflasi AS melandai sesuai ekspektasi, peluang penurunan suku bunga akan semakin terbuka, sehingga aset berisiko seperti saham di Indonesia bisa kembali diminati.


Strategi Investor

Beberapa broker merekomendasikan strategi wait and see sambil memanfaatkan momentum di sektor komoditas dan perbankan. Investor ritel diimbau:

  • Memperhatikan support–resistance jangka pendek IHSG di level 7.200–7.350.

  • Menahan posisi di saham defensif (consumer staples, telekomunikasi) sambil memantau data makro AS.

  • Mengantisipasi volatilitas menjelang rilis CPI.


Perspektif Makro Indonesia

Meski dipengaruhi sentimen global, pasar saham RI masih memiliki dukungan fundamental domestik yang kuat:

  • Inflasi terkendali di bawah 3%.

  • Cadangan devisa tinggi, di atas US$140 miliar.

  • Prospek penerimaan negara dari sektor energi dan pertambangan tetap solid.


Kesimpulan:
Penguatan IHSG hari ini mencerminkan optimisme investor terhadap fundamental ekonomi domestik, namun arah pergerakan selanjutnya akan sangat dipengaruhi oleh hasil rilis CPI AS dan sinyal kebijakan The Fed. Pasar bersiap menghadapi volatilitas jangka pendek, sembari mempertahankan pandangan positif untuk kuartal berikutnya.

Related Posts

Arema FC Tumbangkan Persipura Jayapura dalam Laga Menegangkan

Arema FC berhasil menumbangkan Persipura Jayapura dalam pertandingan Liga 1 yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang. Laga ini berlangsung sengit sejak menit awal, dengan kedua tim menampilkan intensitas tinggi dan…

Bhayangkara FC Tunjukkan Keperkasaannya Saat Mengalahkan Persiraja Banda Aceh

Bhayangkara FC berhasil meraih kemenangan penting atas Persiraja Banda Aceh dalam pertandingan Liga 1 yang berlangsung di Stadion PTIK, Jakarta. Pertandingan ini berjalan dengan intensitas tinggi sejak menit awal, dengan…

You Missed

Jangan Cintai Aku Apa Adanya – Tulus: Harapan untuk Dicintai Sepenuh Hati

Anganku Anganmu – Raisa & Isyana Sarasvati: Persahabatan dan Harapan dalam Harmoni

Arema FC Tumbangkan Persipura Jayapura dalam Laga Menegangkan

Bhayangkara FC Tunjukkan Keperkasaannya Saat Mengalahkan Persiraja Banda Aceh

Ada yang Hilang – Ipang Lazuardi: Kehilangan dan Kesedihan Mendalam

Balikin – Slank: Lagu Protes tentang Kehidupan