Gempa berkekuatan 4,9 SR yang mengguncang Bekasi pada 21 Agustus 2025 bukan hanya memicu kepanikan warga, tetapi juga menjadi perbincangan viral di dunia maya. Ratusan video amatir beredar di TikTok, Instagram, hingga X (Twitter), memperlihatkan detik-detik saat gempa terjadi.
Beberapa video menunjukkan lampu bergoyang hebat di rumah-rumah warga. Ada pula rekaman mushalla yang ambruk di Bojongmangu, serta momen dramatis ketika anak-anak sekolah berhamburan keluar kelas.
Tagar #GempaBekasi langsung menjadi trending nasional. Banyak warganet membagikan pengalaman pribadi mereka, bahkan ada yang mengaku baru pertama kali merasakan gempa cukup kuat di wilayah tersebut.
Namun, muncul pula informasi bohong soal adanya gempa susulan lebih besar dan potensi tsunami di pantai utara Jawa. BMKG segera mengeluarkan klarifikasi resmi bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. “Kami imbau warga tetap tenang, jangan percaya informasi tidak jelas sumbernya,” tegas BMKG.
Fenomena viral ini menunjukkan bagaimana media sosial kini menjadi saluran utama berbagi informasi bencana. Meski begitu, pakar komunikasi mengingatkan pentingnya literasi digital agar warga tidak mudah menyebarkan kabar palsu.
Pemerintah daerah berharap warga tetap waspada, namun tidak panik berlebihan. Posko bantuan darurat sudah didirikan untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak.