“Pupus” dirilis pada tahun 2002 dalam album Cintailah Cinta dari Dewa 19. Lagu ini menjadi salah satu karya paling populer di era vokalis Once Mekel, menggambarkan sisi melankolis Dewa 19 dengan aransemen balada yang begitu menyentuh. Kehadiran lagu ini semakin memperkuat reputasi Dewa 19 sebagai band yang mampu menghadirkan karya penuh emosi, tidak hanya lewat musik rock, tetapi juga lewat lagu-lagu cinta yang mendalam.
Nuansa Musik
Aransemen “Pupus” didominasi oleh piano yang lembut, berpadu dengan orkestra strings yang menghadirkan nuansa dramatis. Permainan gitar akustik dan elektrik memberi lapisan emosional yang semakin dalam, sementara vokal Once Mekel yang khas dan penuh penghayatan berhasil menyalurkan rasa sakit hati dan kehilangan. Lagu ini berjalan dengan tempo lambat namun penuh intensitas, membuat setiap bait liriknya terasa menusuk.
Makna Lirik
Seperti judulnya, “Pupus” mengisahkan cinta yang tak sampai. Liriknya menggambarkan seseorang yang begitu mencintai, namun cintanya berakhir tanpa balasan. Ia harus merelakan kepergian orang yang dicintai, meski perasaan masih membara.
Beberapa makna mendalam dalam liriknya antara lain:
-
Kekecewaan dalam cinta – rasa sakit ketika harapan besar ternyata berakhir sia-sia.
-
Kerelaan melepaskan – walau cinta begitu besar, ia harus merelakan karena kenyataan tak berpihak.
-
Ketidakberdayaan – perasaan bahwa cinta tidak bisa dipaksakan meski hati terluka.
Lirik “Aku tak ingin lagi mencintaimu, aku tak ingin lagi merindukanmu” mencerminkan keinginan untuk berhenti, tetapi sejatinya justru menunjukkan betapa dalam luka yang dirasakan.
Popularitas dan Dampak
“Pupus” menjadi salah satu balada paling ikonik dalam karier Dewa 19. Lagu ini sering dinyanyikan ulang oleh banyak penyanyi di berbagai panggung musik, dari konser megah hingga akustikan sederhana. Popularitasnya membuat “Pupus” selalu menjadi lagu wajib di setiap konser Dewa 19, karena memiliki ikatan emosional yang kuat dengan para penggemar.
Selain itu, lagu ini juga kerap dianggap sebagai lagu perpisahan paling menyayat hati di dunia musik Indonesia. Nuansa sendunya sering membuat pendengar terbawa suasana haru hingga menitikkan air mata.
Warisan Lagu
“Pupus” membuktikan kemampuan Dewa 19 dalam menyampaikan kisah cinta universal yang tragis melalui musik. Dengan lirik puitis, aransemen megah, dan vokal penuh penghayatan, lagu ini telah menjadi bagian dari perjalanan cinta banyak orang di Indonesia.
Kesimpulan
“Pupus” adalah simbol cinta yang berakhir tanpa kebahagiaan. Lagu ini menggambarkan dengan indah rasa kehilangan, kerinduan, dan kerelaan melepas meski hati menolak. Hingga kini, “Pupus” tetap dikenang sebagai salah satu lagu balada terbaik dari Dewa 19, yang menyuarakan rasa sakit dalam cinta dengan cara paling indah.