13 Juli 2025
Wonosobo — Liburan tengah tahun 2025 menjadi momentum meningkatnya minat anak-anak muda untuk melakukan pendakian gunung. Salah satu jalur yang paling diminati adalah Gunung Prau, yang dikenal sebagai gunung ramah pemula dengan panorama matahari terbit spektakuler.
Selama dua pekan terakhir, jumlah pendaki meningkat hingga 70%, dengan dominasi usia 18–30 tahun. Banyak dari mereka adalah pelajar, mahasiswa, dan pekerja yang mengincar liburan singkat namun penuh pengalaman.
Keindahan Sabana dan Sunrise “Golden Line”
Gunung Prau yang memiliki ketinggian 2.565 mdpl terkenal karena sabana luasnya serta momen “Golden Sunrise” di puncak, yang memamerkan siluet Gunung Sindoro dan Sumbing berdampingan dalam cahaya keemasan.
“Ini sunrise terbaik yang pernah saya lihat. Rasa capek naik langsung hilang,” ujar Fadel (22), pendaki asal Surabaya.
Peningkatan Fasilitas dan Edukasi Pendaki
Pengelola jalur pendakian Dieng telah menambahkan fasilitas seperti toilet darurat, pos jaga tambahan, dan area khusus edukasi zero waste hiking. Pendaki juga wajib mengikuti briefing singkat tentang keselamatan dan pelestarian lingkungan sebelum memulai perjalanan.
Beberapa komunitas pecinta alam juga aktif membagikan kantong sampah biodegradable dan mengingatkan pentingnya prinsip Leave No Trace.
Aktivitas Komunitas dan Healing Mental
Naik gunung kini bukan hanya soal olahraga, tapi juga healing mental. Banyak komunitas menyebut pendakian sebagai cara untuk detoks digital, mengembalikan koneksi dengan diri sendiri dan alam, serta memperkuat kerja sama kelompok.
Kesimpulan
Gunung Prau menjadi simbol kebangkitan kembali semangat anak muda terhadap alam terbuka. Mendaki bukan hanya tren, tapi juga bagian dari gaya hidup sehat dan sadar lingkungan. Dengan pengelolaan yang baik, pariwisata pendakian dapat terus berkembang tanpa merusak alam.
