Wamena, Papua Pegunungan — Seorang remaja asal Wamena bernama Yohanes Mabel (16 tahun) menjadi sorotan publik setelah videonya menerbangkan drone rakitan dari barang bekas viral di media sosial. Dengan tubuh mungil dan logat Papua yang khas, Yohanes memamerkan hasil karyanya yang bisa terbang hingga ketinggian 300 meter dan stabil selama lebih dari 4 menit.
Dalam video berdurasi 2 menit yang diunggah akun @PapuaBisa, Yohanes menjelaskan bahwa drone itu dibuat dari baling-baling kipas angin bekas, motor bekas mainan RC, dan remote modifikasi dari ponsel rusak. Ia menyebutnya sebagai “drone impian” yang telah ia rakit selama hampir 6 bulan.
Belajar Otodidak dari Internet dan Percobaan
Yohanes tinggal di kampung Holima, jauh dari akses teknologi canggih. Namun, semangatnya untuk belajar tidak padam. Ia mengaku belajar tentang rangkaian listrik dan aerodinamika melalui video YouTube dan ebook yang ia simpan dari perpustakaan komunitas.
“Kalau ada niat, pasti bisa. Beta belajar pelan-pelan, walaupun kadang alat meledak,” kata Yohanes dengan logat khasnya sambil tersenyum malu-malu.
Ia mengatakan ingin suatu saat bisa membuat drone untuk pengiriman obat ke daerah terpencil di Papua yang sulit dijangkau kendaraan biasa.
Apresiasi dari Netizen dan Institusi Pendidikan
Tagar #YohanesPapua, #DroneAnakNegeri, dan #PapuaBerbakat langsung naik ke deretan trending topic. Warganet terpukau dengan semangat dan kreativitas Yohanes yang dianggap sebagai “bukti bahwa inovasi tak harus mahal”.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (BRIN) memberikan undangan khusus untuk pelatihan teknologi di Jakarta, termasuk peluang beasiswa pendidikan teknologi di politeknik negeri. Beberapa komunitas teknologi lokal juga menggalang dana untuk mengirimkan perlengkapan elektronik dan modul belajar ke kampung Yohanes.
“Beta mau bikin drone yang bisa bantu banyak orang. Kalau bisa kirim barang dari puskesmas ke kampung lewat udara, itu luar biasa,” ucap Yohanes penuh semangat.